Review: Ma, I Love You (2023) – kontergames

Diposting pada


Seperti biasa, ketika musim perayaan tiba seperti Hari Raya Aidilfitri, Tahun Baru Imlek, Deepavali atau festival lainnya, industri film pasti akan diramaikan dengan berbagai film tentang musim perayaan dengan pesannya sendiri.

Tahun ini tidak terkecuali ketika sebuah film berjudul Ibu, aku mencintaimu ditayangkan di bioskop. Sutradara yang sama menyutradarai film tersebut Bola Ola dan juga film-film yang telah memenangkan berbagai penghargaan termasuk Film Non-Melayu Terbaik di festival film sebelumnya yaitu Perjalanan.

Ma, I Love You kali ini dideretkan aktor seperti Hazell Siow Li Xuan, Ong Ai Leng, Phei Yong, Loh Lai Kan, Felina Cheah, Ashlyn Yip Wen Jia dan Crystal Woon Xin Yu. Durasi 100 menit, disutradarai oleh Chiu Keng Guan dan didistribusikan oleh Astro Shaw bersama dengan GSC Movie.

Film Ma, I Love You bercerita tentang kehidupan seorang ibu tunggal yang membesarkan anaknya. Berbagai liku-liku kehidupan harus dilalui dalam upaya mewujudkan mimpinya menjadi seorang ibu yang peduli.

Setiap hari kita melihat netizen yang mengatakan bahwa film/drama lokal masih mandek sejak lama dan tidak lari dari isu anak pulang dari luar negeri tiba-tiba disuruh menjalankan perusahaan ayahnya. Putranya kemudian memberontak karena tidak mau menikahkan putra sahabat baik Tan Sri itu dengan ayahnya yang sudah berjanji akan saling menjodohkan anak.

Kemudian sang anak lari dari rumah ke sebuah desa dan terpikat dengan seorang gadis desa. Ia terpaksa menghadapi sifat jahat keluarga Tan Sri yang ingin menyita harta Dato Seri dan sebagainya. Adegan tersebut tidak akan terlihat sama sekali di film ini Ma, I Love You.

Bahkan apa yang diterapkan dalam film ini lebih realistis. Ibu yang mengemudikan mobil ditinggal mendiang suaminya. Tinggal di sebagian besar daerah perumahan. Tidak ada mobil atau perusahaan besar bahkan sang ibu hanyalah seorang wanita berusia 40-an yang bekerja sebagai agen asuransi.

Mungkin tidak semua orang mengalami cerita seperti ini, tetapi saya yakin itulah yang dialami kebanyakan orang akhir-akhir ini.

Film ini juga pada dasarnya mengajarkan kita untuk melepaskan segala sesuatu yang tidak perlu kita pikirkan. Di antara dialog yang bagi saya cukup memberikan dampak saat menonton adalah – “Kamu terlalu ingin mengatur segalanya. Masalah anak-anak, masalah karir, masalah tetangga, masalah keuangan.

Padahal di belakangmu ada Tuhan yang lebih berhak mengatur semua yang kamu pikirkan. Cobalah sesekali untuk melepaskan apa yang Anda pikirkan. Istirahat. Tidurlah, dan biarkan Tuhan mengatur segalanya untukmu.”

Film ini mungkin tidak memiliki CGI berat yang menghiasi setiap adegan dan layarnya namun bagi yang menonton film ini akan dapat melihat bahwa hidup itu indah.

Bagi yang belum sempat menonton film ini, Anda bisa melakukannya di bioskop terdekat.

5/5

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *